Thursday 25 September 2014

Olah Tubuh Yeah!!!!

Berkeringat!!!
Yap.... senang sekali 10 hari terakhir ini saya dan teman-teman Teater Satu berlatih olah tubuh dengan merujuk ke beberapa metode seperti metode Depersonalisasi dari Grotowski dan Biomekanik dari Mayerhold. Tidak sepenuhnya menggunakan metode-metode itu, hanya beberapa dan lebih di kreasikan dan dikondisikan dengan keadaan di sekitar kami. Saya akan menceritakan beberapa jenis olah tubuh yang berhubungan dengan metode diatas dan sudah kami coba 10 hari terakhir ini. Kami memulai latihan dengan pemanasan terlebih dahulu dipimpin Kak Budi dan Agung.


Setelah pemanasan Kak Is meminta kami untuk melakukan beberapa gerakan-gerakan. Saya akan menceritakan beberapa gerakan yang kami latih beberapa hari ini. 

  • Meluncur
Gerakan meluncur adalah gerakan olah tubuh dimana ada satu orang yang lompat meluncur dan teman-teman yang lain menangkap. Bayangkan seperti di sebuah konser dan sang vokalis meluncur gaya tidur terlentang ke para penonton. Nah, kami melakukan gerakan itu, bedanya kami hanya tidak lompat dari ketinggian, si pelompat melompat dengan ketinggian yang sama dengan para penangkap dan dengan gaya tengkurep, hehe. Kami mencoba gerakan itu secara berulang dan berganti-gantian. Setelah gaya tengkurep kami mencoba gerakan memutar sehingga mendarat dalam keadaan terlentang. Kami harus berlari dan meluncur sekuat tenaga sehingga dorongan makin kuat dan mendarat dengan tepat. Gerakan meluncur sangat asik, ada beberapa teman yang bisa mendarat dengan bagus, ada yang kurang karena tolakan ketika lompat dan meluncur kurang kuat. (gambar menyusul yah) hihii
  • Berserah
Kenapa saya menyebutnya gerakan berserah? hehe, karena di gerakan ini kami harus pasrah, berserah dan percaya dengan teman-teman. Ada satu orang yang tumbang dari atas kursi/bangku membelakangi  para penangkap, dan teman-teman yang lain duduk simpuh berbaris dan  menangkap dengan sigap, tanpa tunggu aba-aba, dll. Kak is meminta kami untuk berserah dan jatuh dengan pasrah, tanpa adaa rasa tegang dan takut, percaya bahwa teman-teman akan menangkap kita. 



Bukan hal yang mudah melakukan gerakan ini, karena kita harus benar-benar percayaa dan berserah, tubuh harus lemas dan tidak ada otot yang tegang karena rasa tak berserah itu. Sebelum tubang, Kak is memberi narasi kepada yang tumbang, misalnya seperti ini, ia meminta saya membayangkan saya ada di gedung yang sangat tinggi dan akan melompat jatuh ke jalanan. Saya membayangkannya dan mencoba merasakan hembusan angin di gedung yang tinggi, lalu ketika saya sudah mulai yakin dan percaya saya akan tumbang dengan pasrah dan teman-teman dibawah saya akan menangkap saya dengan teknik yang sigap dan tanpa aba-aba. Sangat menegangkan dan menyenangkan, dan betapa leganya ketika mendarat dengan sempurna. Beberapa teman yang tak yakin belum bisa mendarat dengan sempurna dan membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan dirinya "yak, saatnya untuk tumbang". Mereka yang tidak yakin dan berserah pasti tampak ragu-ragu dan tubuh masih kaku, Kak Deri contohnya, ia masih sangat ragu. Dia membutuhkan waktu yang lama untuk tumbang, dan Kak Is bersusah payah meyakinkan untuk pasrah dan beserah dengan percaya. Kak Deri masih ragu dan kadang kakinya bergeser geser seperti tidak bisa berdiri dengan tegap, dan ketika ia tumbang, lututnya menekuk sehingga terasa sekali kalau tubuhnya masih kaku dan tidak pasrah. Ini termasuk gerakan favorit saya, karena sangat memacu tegangan emosi! exciting!
  • Berutumpuk
Di hari ketiga kami mendapat gerakan yang saya sebut Bertumpuk, kenapa? karena disini semua aktor bertumpuk jadi satu. Kami diminta membentuk lingkaran dan bergerak sesuai alunan musik, kebetulan saat itu musik yang main adalah musik jedam jedum (kami menyebutnya dugem). Setetlah bergerak sesuka hati sesuai musik kami diminta untuk terlentang di tempat masing-masing dan dengan tetap bergerak sesuai alunan musik, kami harus bergerak menuju tegah dan berteu di tengah dengan semua aktor. Jadi kami bertumpuk jadi satu dan dengan tetap bergerak pula kami harus menatap ke satu titik fokos di atas kami. Tanpa memedulikan apakah teman kita menindih kita atau tidak, kami harus tetap bergerak dan fokus. Asik sekali! Ada beberapa teman yang cekakak cekikik karena merasa ditindih oleh teman lainnya, terkena siku lah, bokonglah, kepala, saya bahkan di gigit punggungnya dengan Nobokop karena saya menindih mukanya, hihi.. tapi kami harus tetap fokus dan bergerak!



Kami sangat senang sekali berlatih olah tubuh ini setiap hari. Beberapa gerakan akan saya share di next post yaaa... saya mau cari fotonya dulu.. supaya bisa tergambar jelas.. heheh.... cukup dulu deh siang ini! nanti malam kami latihan lagi..... asik!

Sunday 21 September 2014

Jerzey Grotowski


Senang sekali bisa menulis ini di blog saya...

Beberapa minggu yang lalu, kak is (Iswadi Pratama) mengajak kami berdiskusi tentang Jerzey Grotowski, Seorang Teaterawan yang juga murid dari Stanyslavski. Diskusi yang sangat menarik, bagaimana Pengaruh Stanyslavski pada sistem atau metode latihan Grotowski dan perbedaan antar keduanya. Grotowski terkenal dengan sebutan 'Teater Miskin' atau 'Poor Theatre', apakah itu? Pada tahun 1960-an ia melihat banyak pementasan teater yang menggunakan kecanggihan teknologi yang hadir di atas panggung, seperti make-up, kostum, lighting dan kecanggihan lainnya yang te
rnyata menurut Grotowski akan menenggelamkan kemampuan si aktor itu sendiri. Semuanya bersifat komersil dan seakan membuat teater jadi  bersaing dengan  dunia film dan televisi. Menurutnya tanpa segala kecanggihan itu dia merasa bisa membuat aktor tetap bagus diatas panggung dengan menggunakan media dari si aktor itu sendiri seperti tubuh dan impuls. Jadi kerja aktorlah yang paling utama dibanding segala jenis kecanggihan-kecanggihan yang ada. Sangat masuk di akal, karena sepengetahuanku memang segala bentuk kemewahan dan kecanggihan diatas panggung hanya untuk menutupi kelemahan si aktor dan membuatnya tidak menggali kemampuan aktor lebih dalam. Diskusi kami lanjutkan dengan pembahasan tentang fase Teater Miskin menurut Grotowski:


  • Theatre Laboratory 

Dalam lab teater ini yang merupakan fase pertama Aktor diharuskan bekerja dan melatih  tubuhnya sendiri seperti kelenturan tubuh, topeng organik dll. Aktor harus menyadari mana yang diri mereka pribadi mana yang peran. Aktor diminta untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Dalam fase ini Grotowski melenyapkan jarak antara panggung dan penonton. Jadi peonton dan aktor tampak lebih dekat dan aktor juga bisa berkomunikasi dengan penonton. akiting yang dimainkan para aktor bukan untuk mengidentifikasi tokoh, taoi untuk melawan kebenaran yang bersifat universal seperti norma, tabu dll.

  • Para Theaterical Research
Di fase kedua ini penonton diajak terlibat lebih jauh, aktor mulai bermain dengan penonton, agar apa yang dialami dan dirasakan si aktor dirasakan pula oleh peonton. Aktor harus membuat lingkungan baru dengan cara berkomunikasi dengan aktor lainnya, melalu metode 'Via Negativa' atau menghilangkan segala hambatan-hambatan yang akan menghalangi penyatuan antara manusia dan Tuhan. Dalam kasus ini Grotowski menyebutnya dengan kembali ke nol. Si aktor harus menyerahkan dirinya sepenuhnya tanpa ada rasa pretensi, tujuannya agar impuls hadir dalam diri si aktor. Akting menjadi sebuah terapi agar sebagai individu si aktor bisa lebur di tengah kolektivitas (depersonalisasi). Kita seperti melihat sekumpulan aktor yang sedang bermain tampak seperti seorang saja, mereka semua melakukan gerakan yang sama dan menjadi sebuah kesatuan. Di fase ini pula, aktor akan di asingkan dari keramaian, mereka akan melakukan meditasi dll. Grotowski mengundang beberapa master budaya dari belahan dunia dan mempelajarinya sehingga tahu beberapa bentuk-bentuk tubuh dari berbagai budaya. 
  • The Holy Actor
Fase ini adalah fase dimana aktor sudah menemukan jati dirinya setelah beberapa fase sebelumnya. Disini, aktor sudah tidak butuh penonton lagi. Dan ketika sudah menemukan jati dirinya, aktor sudah tidak butuh penas lagi. 


Diskusi malam itu diakhiri dengan keputusan bahwa kami akan memulai latihan dengan metode Grotowski secara bertahap. yang pertama kami akan melakuka olah tubuh atau pelenturan pada tubuh-tubuh aktor dengan berbagai macam gerakan yang beberapa kami coba cari referensi di you tube tentang metode latihan olah tubuh Grotowski.